Senin, 29 April 2013
Sikap Bupati Yahukimo terhadap UN VS Kepala dinas P dan P melaksanakan UN
00.52
|
Bupati
Yahukimo dalam beberapa media local Papua menyatakan menolak tegas untuk Ujian
Nasional tidak dilaskanakan diwilayahnya, namun hal ini ternyata tidak
dihiraukan oleh Kepadala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Yahukimo.
Hal ini
secara terpisah kita lihat bahwa ada kemungkinan Bupati tidak tahu soal
pendidikan di Yahukimo, kemudian Buapti Sendiri mungkin tidak berada di
Yahukimo, atau Bupati merangkap jabatan Kepala dinas (alias kadinas sebuah
boneka).
Bupati
Yahukimo Ones Pahabol, memang
mengeluarkan pernyataan diluar pengetahuan
Dinas Pendidikan dan pengajaran, sebenarnya sebuah SKPD dibentuk untuk
memperlancar tugas bupati, namun hal ini terlihat berjalan tidak bersamaan.
Bupati
tidak mau melaksanakan UN tetapi buktinya di Yahukimo Kepala dinas Pendidikan
melaksanakan dengan baik dan berjalan, banyak sekolah yang tidak mengalami
kesulitan, hal ini terlihat dari beberapa Kepala sekolah dan pengawan bisa
pulang hasil UN dengan Baik di Dekai Sumohai Ibu kota Kabupaten Yahukimo.
Itu berarti
bupatilah yang ingin menghambat pendidikan di Yahukimo, atau karena rencana
pemindahan sekolah di Pusat ibu kota tidak tercapai sehingga melakukan
pemabatalan, saying sekali pernyataan tersebut, jadi kita jangan sembarang
ngomong, lebih baik evaluasi lebih dahulu, mengatahui sejauh mana perkembangan
sekolah barulah membatalkan UN, tetapi bila tidak jangan membat
alkan.
Rabu, 24 April 2013
Pendekatan untuk menarik simpatik rakyat menjelang pemilu 2014
19.05
|
Menjelang pemilu 2014, dan pada saat pencaleg-an para
penguasa, politikus, mullai melakukan berbagai kegiatan, terutama rapat dengar
pendapat dengan masyarakat terutama desa untuk mendengar langsung siapa kader
di distrik yang kuat.
Dalam kaitan dengan pemilu setiap kades diultimatum untuk
yang melawan akan digantikan, hal yang tidak masuk akalpun mulai dikembangkan
untuk menakuti, bahkan kabupaten pemekaranpun menjadi isu utama dalam
pertemuan. Pertemuan yang tanpa agenda jelas tersebut menjadi ajang Politik,
hal ini menjadi bahan diskusi yang tidak hentinya oleh para kepala kampong,
kepala kampong berbondong bawa caleg menuju ke partai yang dianggap partai
milik penguasa.
Saying semua harapan mulai sia-sia sebab jumlah kursi
perdapil bila enam atau tujuh ada ketentuan dan hal ini tidak di sadari oleh
setiap kader, pada tanggal 22 menjadi hari terakhir pendaftaran caleg ke KPU
dan hal ini membuat gelisah bagi para
pimpinan parpol, dan juga partai yang merasa mendapat dukungan menjadi
kewalahan.
Jadi mereka akan dikemanakan, pasti mereka cari partai lain
tetapi orang sudah tentukan waktu pendaftaran dan perbaikan, intern partai
sendiri sudah ada waktu pendaftaran dan itu menjadi ketentuan, kini setiap
orang konflik di setiap rumah tangga partai.
Mari kita lihat proses selanjutnya kedepan>>>>? Tetapi
juga kita pantau trus politik kedepan sampai tanggal 9 April 2014 , apakah
kursih lebih besar ke yang berkuasa atau bagi rata ke 12 parpol…….
Langganan:
Postingan
(Atom)